Cerita Jumat Malam: Lapar

12:00 AM

Makan bersama keluarga di Rumah Makan Liwet Asep Strawberry




Lapar
Oleh: Sarah Nala

There you could always go into the Luxembourg museum and all the paintings were sharpened and clearer and beautiful if you were belly-empty, hollow-hungry.” (Hemingway, 1964, p. 69)

Siapa yang tidak pernah lapar? Itu perasaan alami yang dirasakan makhluk hidup. Menurut Jones dalam Nalawati (2014),hunger is the absence of something needed.” Jika mengacu kepada deskripsi Jones tentang lapar, lapar bukan melulu tentang sebuah rasa yang dirasakan ketika kekurangan asupan makanan. Something needed dalam hal ini bisa berarti apa saja, sesuatu yang diperlukan.
Mungkin pernah setelah makan kita merasa masih lapar. Seberapa banyak makanan yang kita masukkan ke mulut lalu sampai di perut tidak dapat memenuhi nafsu kita. Pernah berpikir mungkin bukan lapar itu yang kita rasakan?

Dengan demikian, menurut Benfey dalam Nalawati (2014) terdapat dua jenis lapar, yaitu “…the hunger that gnaws at the belly and the hunger that fuels artistic ambition.Salah satu contohnya adalah topik yang dielaborasi Ernest Hemingway dalam memoarnya yang berjudul A Moveable Feast. Memoar tersebut mengisahkan perjalanan hidup Hemingway dengan penulis-penulis lain yang memutuskan menjadi ekspatriat di Prancis pada tahun 1920-an. Dalam memoar tersebut, Hemingway mengelaborasi kedua jenis lapar itu; lapar yang memiliki makna sebenarnya akibat kemiskinan setelah Perang Dunia I dan lapar bukan sebenarnya yang dirasakan para penulis, termasuk Hemingway sendiri.

“We were hungry again from walking and Michaud’s was an exciting and expensive restaurant for us.” (p. 56) Kalimat itu merupakan salah satu contoh lapar bukan sebenarnya. Ernest Hemingway dan Hadley, istri pertamanya, sebelumnya telah makan di sebuah restoran. Mereka dalam perjalanan pulang dari pacuan kuda sambil menceritakan kenangan bersama teman saat berada di Italia. Mereka kemudian memutuskan untuk makan di restoran mewah bernama Michaud’s yang sering dikunjungi James Joyce bersama keluarganya. Saat itu Hemingway sedang berusaha menulis sebuah novel, yang nantinya menjadi novel pertamanya, sedangkan James Joyce sudah menjadi penulis hebat. Perginya Hemingway dan Hadley ke restoran mewah yang dikunjungi penulis terkenal membuatnya digambarkan ingin menjadi penulis sukses seperti James Joyce.

Sementara itu lapar yang memiliki makna sebenarnya tergambar melalui contoh berikut “I was being stupid, and looking in the window and seeing two tournedos being served I knew I was hungry in a simple way.” (p. 57) Di sini Hemingway dan Hadley sedang menunggu tempat duduk di Michaud’s. Mereka melihat tournedos disajikan dan perut mereka terasa lapar lagi. Hungry in a simple way di sini berarti lapar sebenarnya yaitu sebuah hasrat untuk memasukkan makanan ke dalam mulut untuk dicerna di dalam tubuh.

Menurut Hemingway dalam memoar tersebut, lapar merupakan hal bagus karena memicu untuk terus menulis dan produktif. Lapar juga membuat kita melihat sesuatu lebih tajam. 

Hunger is good discipline and you learn from it. And as long as they do not understand it you are ahead of them. Oh sure, I thought, I’m so far ahead of them now that I can’t afford to eat regularly. It would not be bad if they caught up a little. I knew I must write a novel. (p. 75)

Dari kalimat ini terlihat bahwa rasa lapar merupakan disiplin yang bagus untuk bisa menulis sebuah novel. Seseorang yang sedang mengerjakan sesuatu dengan sangat fokus bisa lupa makan, lalu timbul rasa lapar. Tapi lapar tersebut tidak hilang meskipun telah makan. Maka, “I knew I must write a novel.”


Dari pembahasan di atas yang tidak lengkap dan sungguh sangat banyak kekurangan karena hanya ditujukan untuk tulisan di blog yang tidak terlalu serius, maka dapat disimpulkan bahwa ada dua jenis lapar yang kita rasakan. Lapar karena ingin makan dan lapar karena ingin melakukan hal lain. Lapar juga merupakan hal bagus karena memicu untuk menghasilkan sesuatu yang membuat kenyang.

Daftar Pustaka:

Hemingway, E. (1964). A Moveable Feast. New York: CHARLES SCRIBNER'S
SONS.

Nalawati, S.N. (2014). Konsep Lapar dalam Memoar “A Moveable Feast” Karya Ernest Hemingway. Skripsi. Universitas Padjadjaran: Jatinangor.




Jakarta, 18 September 2015

You Might Also Like

0 komentar

You are welcome to write your opinion.

Popular Posts