Her Kind: Melawan Stereotipe Perempuan
2:08 PM
Her Kind (1960)
By: Anne Sexton
I have gone out, a possessed witch,
haunting the black air, braver at night;
dreaming evil, I have done my hitch
over the plain houses, light by light:
lonely thing, twelve-fingered, out of mind.
A woman like that is not a woman, quite.
I have been her kind.
filled them with skillets, carvings, shelves,
closets, silks, innumerable goods;
fixed the suppers for the worms and the elves:
whining, rearranging the disaligned.
A woman like that is misunderstood.
I have been her kind.
I have ridden in your cart, driver,
waved my nude arms at villages going by,
learning the last bright routes, survivor
where your flames still bite my thigh
and my ribs crack where your wheels wind.
A woman like that is not ashamed to die.
I have been her kind.
Her Kind: Melawan Stereotipe Perempuan
Anne Sexton
adalah seorang penulis puisi pada zaman gerakan perempuan. Puisi-puisi yang
ditulisnya sering kali membahas tentang hal-hal yang dianggap tabu secara fokus
seperti kelahiran anak, tubuh perempuan, dan pernikahan yang disajikan dari
sudut pandang perempuan.
Her Kind adalah salah satu puisi karya Anne Sexton yang menjadi bagian dari
bukunya yang berjudul To Bedlam and Part
Way Back (1960). Puisi yang terdiri dari tiga bait ini berkisah tentang
perempuan yang harus menjalani kehidupannya dengan stereotipe yang sudah
melekat di masyarakat. Melalui puisi ini, Sexton mengisahkan pengalaman hidup
perempuan yang telah menikah dan mengurus kehidupan rumah tangga. Perempuan di
sini juga diibaratkan sebagai penyihir.
I have gone out, a possessed witch,
Penyihir
bukanlah wanita biasa. Penyihir diidentikan dengan sesuatu yang buruk dan
kelam, namun mereka punya kekuatan yang tidak dimiliki manusia. Penyihir melakukan
hal yang tidak biasa dilakukan manusia sehingga mereka dikucilkan. Oleh karena
itu dalam bait pertama puisinya Sexton menuliskan
haunting the black air, braver at night;
dreaming evil, I have done my hitch
over the plain houses, light by light:
lonely thing, twelve-fingered, out of mind
Seorang penyihir
yang sendiri melalui malam yang gelap dengan berani. Bait menunjukkan perempuan
yang melalui masa kelamnya sendirian yang mungkin dipenuhi penyiksaan, hal ini
diandaikan dengan black air. Namun dia tetap berani melalui masa yang kelam itu
(braver at night) dan akhirnya berhasil melewatinya (I have done my hitch).
Uniknya Sexton
menegaskan kalau dia bangga menjadi perempuan seperti ini, dengan memberikan
label negatif pada perempuan seperti ini.
A woman like that is not a woman, quite.
I have been her kind.
Perempuan
seperti ini tidak bisa disebut perempuan, tetapi aku pernah menjadi seperti
itu.
Bait kedua
dimulai dengan
I have found the warm caves in the woods,
filled them with skillets, carvings, shelves,
closets, silks, innumerable goods
Rumah dia
lambangkan dengan gua hangat, tempat di mana dia mengisinya dengan
penggorengan, ukiran, rak, lemari, sutra, barang-barang lainnya. Di sanalah
tempatnya setelah menikah.
fixed the suppers for the worms and the elves:
whining, rearranging the disaligned.
Menyiapkan makan
malam untuk cacing-cacing dan para elf, lalu menyusun dan mengatur peralatan.
Bait kedua ini
bercerita tentang kehidupan perempuan ketika sudah menikah. Setelah menikah
perempuan mendedikasikan dirinya untuk rumah, dan keluarganya, anak-anak serta
suami. Pada saat ini identitas wanita hanyalah sebagai ibu rumah tangga saja,
melayani keluarganya.
A woman like that is misunderstood
Mereka merasa
tidak punya cukup hak untuk melakukan hal lain, hal yang menyenangkan baginya.
Pada bait terakhir
I have ridden in your cart, driver,
waved my nude arms at villages going by,
learning the last bright routes, survivor
Secara
keseluruhan bait ini menggambarkan tentang kebebasan yang perempuan miliki.
Perempuan yang melambaikan tangannya yang bebas, bebas menentukan jalan
hidupnya. Perempuan seperti ini melihat sesuatu yang dia lakukan sekarang
adalah yang terbaik dan ia telah melalui jalan yang benar (learning the last
bright routes, survivor. Perempuan seperti ini tidak takut untuk mencoba apa
pun.
where your flames still bite my thigh
and my ribs crack where your wheels wind.
A woman like that is not ashamed to die.
I have been her kind.
Walaupun kakinya
tergigit ataupun tulangnya retak ia senang akan kebebasan yang ia miliki dan
perempuan seperti ini tidak takut mati.
Kesimpulan
Ada tiga
perumpaan yang semuanya mengacu pada I pada puisi tersebut. Pada bait pertama
dikatakan bahwa perempuan yang seperti penyihir tidak bisa dikatakan perempuan
dan dia sudah pernah menjadi seperti itu. Ini melambangkan stereotipe yang
sudah dikonstruksi masyarakat sehingga menjadi suatu bentuk budaya. Sehingga
hal-hal yang disebutkan pada bait pertama, yang diumpamakan sebagai seorang
penyihir, perempuan yang melakukan hal-hal di luar label perempuan yang
diterima masyarakat dianggap perempuan berbahaya seperti penyihir. Pada bait
kedua, digambarkan stereotipe perempuan yang telah menikah. Perempuan yang
telah menikah tinggal di rumah yang hangat, mengurus rumah tangga, memasak,
memberi makan suami dan anak-anak, serta membersihkan rumah. Lalu pada bait
terakhir, perempuan dideskripsikan sebagai seorang yang berani. Penyintas dan
tidak takut mati adalah kata-kata yang melambangkan keberanian itu. Keberanian untuk
terbebas dari belenggu stereotipe yang sudah mendarah daging.
2 komentar
DominoQiu
ReplyDeleteBandar Ceme
Bandar Ceme Keliling
Bandar Ceme Online
Bandar Ceme QQ
Bandar Ceme Agen Poker
Bandar Ceme Apk
Bandar Ceme 99
Bandar Ceme Terpercaya
Bandar Ceme Online Terbaik
BoyaQQ
ReplyDeleteBandarQ
BandarQ Online
BandarQ Terpercaya
Agen BandarQ
BandarQ Terbaik
Agen BandarQ Terpercaya
Situs BandarQ
You are welcome to write your opinion.